Seperti kita ketahui, kroto adalah telur semut rangrang terkenal di kalangan pencinta burung dan nelayan di Indonesia sebagai pakan burung dan sebagai umpan memancing ikan. Sebagai pakan burung, kroto digunakan sebagai makanan tambahan untuk meningkatkan ketrampilan burung-burung pedendang.
Namun sayangnya keberadaan semut rangrang di alam sudah mulai sulit ditemukan. Beberapa pohon yang dulunya dihuni ribuan semut rangrang, kini telah ditebang dan semut rangrang menghilang. Hanya tinggal tempat-tempat tertentu saja yang masih terdapat semut rangrang. Biasanya, jenis pohon yang disukai semut rangrang antara lain rambutan, mangga, dan jambu. Semut ini juga senang membuat sarang di pohon jati, sukun, dan mengkudu. Ukuran sarang cenderung mengikuti ukuran lebar daun. Selain itu pohon kelapa juga kerap dijadikan sarang oleh semut rangrang.
Perburuan kroto sangat marak karena harganya yang mahal. Untuk berburu kroto diperlukan peralatan yang terdiri dari bambu sebagai penyangga dan alat penjaring. Namun sayangnya, dengan berburu kroto menggunakan alat semacam ini dapat merusak habitat semut rangrang. Sebaiknya kita ambil saja sarangnya, kemudian kita ternakkan, agar kelangsungan hidup semut dapat dilestarikan.
Peluang usaha baru yang sangat menjanjikan telah tercipta yaitu budidaya kroto. Bagaimana tidak? Manfaat ekonomis yang diperoleh dari kroto sangat banyak, selain menjadi pakan burung untuk perlombaan, kroto juga dapa dibudidayakan sebagai ternak yang menguntungkan. Selama ini pasokan pasar burung atau toko yang menjual pakan burung hanya menggantungkan dari pengumpul kroto yang berasal dari tangkapan alam. Sementara itu keberadaan kroto di alam semakin menipis dan lama-lama akan punah.
Kehidupan semut rangrang memang identik dengan kehidupan masyarakat perdesaan. Bagi sebagian orang, kroto dari semut rangrang merupakan sumber penghasilan baru dan dianggap sebagai salah satu cara bagi masyarakat miskin untuk memperoleh penghasilan tambahan. Sebuah penghasilan yang bisa diperoleh secara cuma-cuma dan tanpa mengganggu waktu dan kegiatan bertani mereka. Dengan cara yang praktis dan mudah saja mereka bisa mendapatkan kroto semut rangrang tersebut.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kroto juga akhirnya dapat dibudidayakan. Banyak peternak yang telah berhasil membudidayakan semut rangrang. Mengapa kita tidak mengambil peluang ini sebagai alternatif usaha sampingan?
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar